MYsearch

Jumat, 08 Februari 2013

KUTIPAN Keraguan dan Penundaan-MYcoretanku

MYcoretanku-graph/Feb 2013
http://meylindajuand.blogspot.com


_Sedikit kutipan dari seorang motivator_

Dari banyak hal yang dapat menggangu kecepatan majumu, 2 yang utama adalah:

Jika KERAGUAN adalah penghambat ketegasan dari tindakanmu, ingatlah bahwa:

"orang yang bodoh tapi yakin, akan mengalahkan orang yang pandai tapi peragu".

Apakah itu yang menjadikan orang-orang yang biasa dalam pandanganmu mengalahkan dalam banyak hal?......



Jika PENUNDAAN adalah penyebab dari kegelisaanmu, yang membuat merasa sebagai orang baik tapi belum melakukan kebaikan, ingatlah bahwa:

"Yang kamu tunda akan tetap harus harus kamu lakukan..."

Hanya saja dengan perasaan bersalah, terlambat dengan permintaan maaf atau dengan keharusan untuk menerima teguran dari orang lain.


KERAGUAN dan PENUNDAAN itu tidak baik bagimu dan bagi mereka yang membutuhkan kebaikanmu.
"TEGASLAH, PUTUSKANLAH dan SEGERA LAKUKAN"

Lebih baik salah dalam keceriaan 
daripada murung dalam keraguan yang tidak jelas 
antara BENAR dan SALAH.


By. Bapak Mario Teguh
Loving you all as always





Cek Juga disini:

Kamis, 07 Februari 2013

Penilaian Asupan Kalsium Part 1


PENILAIAN ASUPAN KALSIUM

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
         Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi menjadi 6 kabupaten/kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010). Berdasarkan Laporan Provinsi DKI Jakarta tahun 2009, wilayah DKI Jakarta memiliki kepadatan penduduk terbesar adalah Jakarta Pusat sebesar 18.745 jiwa/km2 dan wilayah terjarang selain Kep. Seribu adalah Jakarta Utara sebesar 10.035 jiwa/km2. Berdasarkan teori yang ada bahwa “semakin jarang penduduk dalam satu wilayah maka semakin tinggi tingkat kesejahteraannya”.

         Pada dasarnya proses tumbuh kembang anak dapat dibagi atas beberapa periode yaitu masa janin/pra lahir, masa bayi, prasekolah, masa sekolah dasar dan masa remaja (Sayogo, 2006). Masa remaja merupakan periode yang menjembatani kehidupan anak-anak dan dewasa, berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun (Arisman, 2004). Berdasarkan BPS tahun 2009 sebesar 16.24% penduduk DKI Jakarta merupakan usia remaja. Pada tahap ini perubahan berlangsung sangat cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Khususnya pada remaja putri yang akan mengalami pematangan seksual lebih dulu dibandingkan laki-laki.
         Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium merupakan mineral yang banyak terdapat didalam tubuh yaitu 99% berada di dalam jaringan keras (tulang dan gigi) (Almatsier, 2001).

         Pada masa remaja penyerapan kalsium dari makanan mencapai 75%. Lalu menurun hingga 20-40% begitu menginjak dewasa. Periode pembentukkan tulang optimal pada usia 9-18 tahun dengan anjuran asupan kalsium sebesar 1000 mg/hari berdasarkan AKG 2004. Oleh Karena itu, sangat penting untuk mengoptimalkan konsumsi kalsium pada masa remaja (Mulyani, 2009). Laporan USDA, hampir 9 dari 10 remaja wanita dan 7 dari 10 pria di Amerika Serikat tidak cukup mengkonsumsi kalsium. Hasil penelitian yang dilakukan di 13 SMU di kota Bandung tahun 2004 menunjukkan rata-rata asupan kalsium remaja kurang dari angka kecukupan gizi (AKG) yaitu hanya 55.9% AKG atau sebesar 559.05 mg/hr dan sebanyak 76.2% remaja mengkonsumsi kalsium kurang dari 75% AKG (Universa Medicine).

         Asupan yang tidak mencukupi pada remaja dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan menundanya pematangan seksual. Pengaruh budaya, status ekonomi, personal preference, media, gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi pola makan remaja. Semakin baik sosial ekonomi seseorang maka ketersediaan pangan terhadap jenis dan kualitas makanan dirumah akan semakin beragam. Pengetahuan juga dapat mempengaruhi konsumsi kalsium pada remaja. Semakin banyak informasi yang diperolah maka jenis makanan yang dipilih semakin tepat.

         Peningkatan kebutuhan terjadi pada masa pertumbuhan, kehamilan, menyusui. Defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik yang dapat meningkatkan densitas tulang sehingga membantu absorpsi kalsium dalam tubuh yaitu semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh maka semakin efisien absorpsi kalsium (Almatsier, 2001).  Berdasarkan penelitian Croll tahun 2006 menyatakan meningkatnya aktivitas olahraga seperti atlet yang tidak didukung dengan asupan kalsium yang adekuat dapat menyebabkan meningkatnya risiko rendahnya massa tulang dan patah tulang.

         Media merupakan sumber informasi utama yang palig mudah untuk diterima oleh masyarakat di segala kalangan dan usia. Media yang dapat digunakan yaitu media cetak, media elektronik maupun media papan atau billboard. Berdasarkan lokasi sekolah tersebut menunjukkan bahwa lokasi sekolah ini sangat berdekatan dengan tempat perbelajaan yang menyediakan berbagai jenis makanan yang cepat saji serta banyaknya billboard yang terpasang untuk mempromosikan berbagai jenis produk mereka, sehingga secara tidak langsung para peserta didik yang secara rutin melewati dan melihat tempat tersebut akan mempengaruhi pola pikir mereka tentang produk yang dipromosikan melalui billboard tersebut.

         Setelah mempelajari hal tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui asupan kalsium berdasarkan pola konsumsi, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, aktivitas olahraga dan tingkat pendidikan serta status pekerjaan orang tua pada remaja di SMA Negeri 80 Jakarta Utara. 

Penulis: Meylinda
Jakarta 2012